PT Wika Realty
PT Wika Realty Perbesar Porsi Recurring Income
Berdiri sejak 2000, Wika Realty telah sukses membangun brand Tamansari-nya. Sudah lebih dari 10 proyek hunian tapak dan sejumlah apartemen didirikan, dan terakhir mulai merambah gedung multifungsi bahkan hotel and resort.
Dengan lahan cadangan seluas 150 ha yang tersebar di seluruh Indonesia, Wika Realty berencana terus menambahnya. “Penambahan diperlukan untuk berkembang,” kata Widyo Praseno, Direktur Operasional II. Yang dimaksudnya bukan sekadar lahan, tetapi lebih sebagai aset yang layak dikembangkan, sehingga untuk itu bisa didapat dengan bekerja sama. “Kami lebih memilih pola ini di mana kami hanya mengeluarkan biaya pembangunan,” ungkap Seno, seraya menambahkan bahwa tawaran kerjasama itu cukup banyak akhir-akhir ini, tetapi pihaknya cukup selektif. Pola itu sendiri telah dilakukan antara lain untuk proyek-proyek mereka di Semarang, Medan, Manado dan Kendari.
Untuk lebih berkembang dan kuat, mereka juga menambah porsi recurring income. Dengan alasan inilah, belakangan Wika Realty menjadi lebih giat membangun ruang komersial, selain apartemen/kondominium di sejumlah kota besar. “Kami terutama fokus di Jabodetabek, karena di sinilah daerah dengan perputaran uang tertinggi, sehingga pasarnya besar,” papar Seno. Secara gradual jenis properti itu (apartemen/kondominium dan komersial) juga akan dikembangkan di sejumlah kota lain. Salah satunya adalah Menado yang digadang-gadang akan menjadi gedung tertinggi di Ibukota Propinsi Sulawesi Utara itu Manado yang digadang gadangkan akan menjadigedung tertinggi di Ibukota Propinsi Sulawesi Utara itu Berencana akan menjadi perusahaan terbuka pada tahun 2015, Wika Realty menargetkan untuk bisa tumbuh di atas 28% per tahun seperti yang sudah dicapai Rp6 Triliun, katanya. kondisi saat ini, nilai untuk proyek hi-rise-nya masih sekitar Rp2,5 triliun dan landed houses-nya sekitar Rp1,5 triliun.
 |
| wika realty |
Dengan lahan cadangan seluas 150 ha yang tersebar di seluruh Indonesia, Wika Realty berencana terus menambahnya. “Penambahan diperlukan untuk berkembang,” kata Widyo Praseno, Direktur Operasional II. Yang dimaksudnya bukan sekadar lahan, tetapi lebih sebagai aset yang layak dikembangkan, sehingga untuk itu bisa didapat dengan bekerja sama. “Kami lebih memilih pola ini di mana kami hanya mengeluarkan biaya pembangunan,” ungkap Seno, seraya menambahkan bahwa tawaran kerjasama itu cukup banyak akhir-akhir ini, tetapi pihaknya cukup selektif. Pola itu sendiri telah dilakukan antara lain untuk proyek-proyek mereka di Semarang, Medan, Manado dan Kendari.
Untuk lebih berkembang dan kuat, mereka juga menambah porsi recurring income. Dengan alasan inilah, belakangan Wika Realty menjadi lebih giat membangun ruang komersial, selain apartemen/kondominium di sejumlah kota besar. “Kami terutama fokus di Jabodetabek, karena di sinilah daerah dengan perputaran uang tertinggi, sehingga pasarnya besar,” papar Seno. Secara gradual jenis properti itu (apartemen/kondominium dan komersial) juga akan dikembangkan di sejumlah kota lain. Salah satunya adalah Menado yang digadang-gadang akan menjadi gedung tertinggi di Ibukota Propinsi Sulawesi Utara itu Manado yang digadang gadangkan akan menjadigedung tertinggi di Ibukota Propinsi Sulawesi Utara itu Berencana akan menjadi perusahaan terbuka pada tahun 2015, Wika Realty menargetkan untuk bisa tumbuh di atas 28% per tahun seperti yang sudah dicapai Rp6 Triliun, katanya. kondisi saat ini, nilai untuk proyek hi-rise-nya masih sekitar Rp2,5 triliun dan landed houses-nya sekitar Rp1,5 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar